Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 70% lautan dan 30% daratan. Hal ini menjadi sumber potensial bagi Indonesia untuk mengembangkan sumber daya alam berupa perairan, dimana salah satunya untuk menghasilkan listrik. Sebagaimana diketahui, tidak semua daerah di Indonesia mendapatkan listrik terutama di pelosok daerah. Dengan kekayaan sumber daya air yang dimiliki, sebenarnya Indonesia dapat memanfaatkan energi dari air tersebut menjadi energi listrik.
Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi mekanik dan kemudian dikonversi menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menggerakkan sudu-sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.
Salah satu CEO yang mempunyai gagasan untuk mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembangkit listrik tenaga air adalah Bapak Achmad Kalla. Awalnya, beliau melihat peluang ini di daerah Makassar, Sulawesi Selatan dimana terdapat banyak danau dan sungai-sungai besar yang memiliki potensi untuk dijadikan energi listrik. Beliau sudah mendirikan beberapa PLTA diantaranya PLTA Malea Energy, PLTA Saluanoa, PLTM Tanggara, PLTM Mappung, dan sebagainya di daerah Sulawesi Selatan. Beliau juga membangun PLTA Tamboli di daerah Sulawesi Tenggara, serta PLTA Poso Energy di daerah Sulawesi Tengah. Adapun PLTA terakhir yaitu PLTA Poso Energy menjadi salah satu pembangkit listrik terbesar di daerah Sulawesi. PLTA-PLTA tersebut didirikan dengan berbagai latar belakang diantaranya adalah menggunakan sumber energi terbarukan, menggunakan sumber energi setempat, ramah lingkungan, biaya operasi rendah, dan dapat menggantikan peranan penggunaan sumber energi fosil.
PLTA Poso Energy terdiri dari tiga proyek dimana PLTA Poso-1 memiliki kapasitas potensi 60 MW, PLTA Poso-2 memiliki kapasitas potensi 180 MW, dan PLTA Poso-3 memiliki kapasitas 300 MW. Ketiga PLTA ini menggunakan sumber daya air Sungai Poso, Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Propinsi Sulawesi Tengah. Adapun PLTA yang sudah beroperasi adalah PLTA Poso-2 dimana kini sudah mulai menjalankan aktifitas produksi listrik melalui energi air. Secara resmi, PLTA Poso-2 ini menjadi sebuah perusahaan yang bernama PT Poso Energy sejak tanggal 31 Mei 2005 melalui akta pendirian No. 5 di hadapan Notaris Andy Azis, SH.
Sejak awal berdiri, perusahaan ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak baik PLN maupun bank-bank selaku penyandang dana di bidang keuangan. Saat ini, proyek PLTA Poso-2 sedang dalam proses uji coba listrik dan jika proses tersebut selesai maka produk listrik tersebut dapat dijual kepada PLN melalui kontrak kerja selama kurang lebih 30 tahun. Dengan demikian, maka PLN dapat mendistribusikannya kepada masyarakat khususnya di daerah Poso, Sulawesi Tengah. Adapun PLTA yang sudah berhasil memproduksi listrik dan menjalin kerjasama kontrak dengan PLN adalah PLTM Mappung yang berkapasitas 2x290 KV. Meskipun berkapasitas kecil, namun proyek ini sudah mampu menghasilkan listrik dan secara otomatis sudah dapat membantu proyek-proyek PLTA atau PLTM lainnya.
Saat ini, banyak daerah yang dilirik untuk dijadikan proyek PLTA dan PLTM seperti Sumatera dan Jawa dimana daerah-daerah tersebut juga memiliki potensi sungai yang cukup banyak dan dapat dikembangkan menjadi PLTA atau PLTM. Sebagai contoh, di daerah Jambi, Sumatera Barat sudah dikembangkan PLTA Kerinci, PLTM Liki, PLTM Batang Lembang, dan sebagainya. Selain itu, di wilayah Jawa Barat kini sedang dikembangkan pula PLTM Cisono, PLTM Cisanggiri, PLTM Cisungsang, PLTM Situmulya, dan sebagainya.
Mungkin tidak banyak orang yang memiliki pandangan untuk mengembangkan potensi air yang terdapat di Indonesia, padahal perairan-perairan tersebut sangat memiliki potensi yang tinggi. Selain untuk mengelola sumber daya alam juga untuk menambah kebutuhan pasokan listrik PLN di Indonesia yang pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia khususnya bagi wilayah yang belum mendapatkan aliran listrik. Padahal hampir semua aspek kehidupan sangat bergantung pada listrik mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, teknologi, sampai politik. Bisa dibayangkan jika bidang-bidang tersebut tanpa adanya aliran listrik, semua guru dan siswa tidak dapat memanfaatkan fasilitas belajar mengajar, dokter tidak bisa mendeteksi penyakit pasien karena keterbatasan listrik untuk alat-alat kedokteran, media teknologi seperti komputer tidak dapat digunakan oleh semua orang, juga para politisi tidak bisa melakukan kegiatan politik jika fasilitas mereka tidak didukung oleh aliran listrik.
Prospek bisnis PLTA dan PLTM ini sebenarnya sangat baik untuk investasi apalagi melihat bahan baku utama proyek ini sudah tersedia di Indonesia, hanya tinggal mengelola dan mengembangkannya saja. Untuk keperluan pendanaan, jika memang terjadi kekurangan, pemilik PLTA bisa mengajukan pinjaman ke bank melalui sindikasi. Pinjaman ini sekurang-kurangnya dapat dilunasi jika proyek sudah dapat menghasilkan listrik.
Namun, alangkah lebih baiknya jika potensi air di Indonesia tersebut dapat kita kelola dengan sebaik-baiknya tanpa merusak ekosistem di sekitarnya. Potensi itu adalah dari energi terbarukan yang sangat kaya dan dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar