Minggu, 06 Maret 2011

Utamakan Kualitas, Bukan Kuantitas

Indonesia merupakan negara yang memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi. BPS mengumumkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 lebih banyak dari 237 juta orang namun tidak akan melebihi 238 juta orang. Dengan jumlah penduduk yang sangat banyak tersebut, sebenarnya Indonesia memiliki potensi untuk lebih memajukan negara apalagi ditunjang dengan sumber daya alam yang melimpah.


Namun sayangnya, Indonesia hanya “menang” dari segi kuantitas, bukan kualitas sumber daya manusianya. Hal ini dapat dilihat pada rendahnya tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh warga negara Indonesia. Padahal, kualitas sumber daya manusia suatu negara merupakan tolak ukur penting dalam memajukan semua aspek kehidupan negara mulai dari segi politik, hukum, pendidikan, teknologi, serta ekonomi.

Dari segi aspek ekonomi, sumber daya manusia yang berkualitas akan meningkatkan pendapatan nasional negara yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kehidupan serta kesejahteraan masyarakat. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang ada akan terus berlomba-lomba dalam kehidupan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup mereka serta negaranya. Sumber daya manusia yang berkualitas dari segi ekonomi dapat memunculkan wirausaha-wirausaha yang kompeten dibidangnya serta ditunjang dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik.

Dalam hal ini, peran serta pemerintah serta kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan, keterampilan, serta teknologi mutlak diperlukan agar kualitas sumber daya manusia yang ada dapat terus ditingkatkan. Sebagai contoh negara Jepang dan Cina yang memiliki keterbatasan sumber daya alam tetapi dapat tumbuh menjadi negara berkembang di wilayah Asia. Hal ini dikarenakan negara-negara tersebut terus meningkatkan sumber daya manusia yang ada agar dapat memberikan kontribusi yang baik bagi negara. 

Lain halnya dengan Indonesia, peran pemerintah dalam memajukan pendidikan serta kesadaran masyarakat akan ilmu pengetahuan pun masih sangat minim. Padahal, kondisi ini menjadi penghambat Indonesia dalam memajukan negara karena sumber daya alam yang ada tidak dapat diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan manfaat bagi negara. Sebagai contoh, sumber daya alam berupa pertambangan di daerah Papua yang memiliki banyak potensi besar untuk Indonesia nyatanya tidak dapat disumberdayakan dengan baik tetapi justru dieksplorasi oleh perusahaan asing (dalam hal ini PT Freeport Indonesia). Hal ini tidak terlepas karena rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang menyebabkan potensi yang ada diambil alih oleh pihak lain.


Contoh lain dapat kita lihat dari semakin bertambahnya jumlah TKI dan TKW yang dikirim ke luar negeri. Kita tidak seharusnya bangga jika setiap tahunnya jumlah TKI dan TKW terus bertambah karena menghasilkan devisa negara, tetapi seharusnya kita sedih memikirkan warga negara kita yang menjadi pesuruh di negara orang lain. Sekalipun tidak menjadi TKI atau TKW, pribumi kita pun hanya menjadi pesuruh di negeri sendiri. Perusahaan asing yang menanamkan modal dan menjalankan bisnisnya di Indonesia serta mendapatkan keuntungan yang melimpah, tetapi bangsa kita yang merasakan ketidakadilan.


Dengan kondisi dan fakta seperti itu, apakah kita sebagai warga negara Indonesia serta sumber daya manusia yang seharusnya memberikan kontribusi pada negara akan membiarkan potensi lain sumber daya alam yang ada diambil alih oleh perusahaan asing? Jika kita ingin Indonesia yang lebih baik, mari tingkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada, bukan hanya berpatokan pada kuantitasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar