Kamis, 10 Maret 2011

Perdagangan Antarnegara Mutlak Diperlukan

Semakin hari kebutuhan manusia semakin meningkat baik dari segi jenis, kualitas maupun kuantitas serta bentuknya. Namun seperti diketahui bahwa alat pemuas kebutuhan manusia berupa barang atau jasa sangat terbatas. Untuk mengatasi masalah tersebut, manusia memproduksi barang atau jasa untuk meningkatkan daya guna barang atau jasa tersebut. Selain itu, manusia juga mengadakan hubungan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing baik antarindividu ataupun antarkelompok.

Begitupun dalam kehidupan suatu negara. Kebutuhan satu negara dengan negara lainnya pasti berbeda. Untuk itulah setiap negara pasti mengadakan suatu hubungan tukar-menukar barang atau jasa yang saling menguntungkan antara suatu negara dengan negara lainnya yang lebih dikenal dengan istilah perdagangan internasional.

Pembelajaran Investasi

Dalam menyikapi semua permasalahan perekonomian di negara ini tidak cukup hanya dengan kata-kata atau janji, tetapi harus aktif, kreatif, produktif dan inovatif dalam mengambil suatu keputusan. Apalagi bila sudah menyangkut dengan orang banyak, harus benar-benar dipikirkan dan dicermati secara mendalam. Karena bila salah saja sedikit di awal, dapat berdampak negatif ke belakangnya. 

Seperti dalam menanam saham (investasi), kita harus benar-benar dapat membaca situasi dan kondisi yang ada. Bila tidak, mungkin akan cepat tergelincir dalam mengelola dan mengembangkan suatu usaha. Sebagai contoh investasi di bidang boga, kita harus bisa membaca mangsa pasar. Selain mempertimbangkan apa yang diperlukan oleh masyarakat sebagai pangsa pasar, tempat juga menjadi pertimbangan penting dalam berinvestasi. Tempat juga penting akan kemajuan usaha yang akan kita kelola, karena bila salah dalam perhitungan akan cepat tergerus dengan pesaing lain.

Tuntaskan Pengangguran Dengan Solusi

Setiap orang pasti memerlukan pekerjaan, setiap tahun semakin bertambah orang yang membutuhkan pekerjaan. Namun sampai saat ini masih banyak orang di luar sana yang belum mendapatkan pekerjaan, selain dari banyak saingan dalam mencari pekerjaan ditambah lagi dengan lapangan pekerjaan yang belum memadai. Pemerintah sampai saat ini belum tangap dengan masalah ini, hanya janji-janji yang bisa pemerintah lakukan, tanpa ada bukti yang bisa di rasakan langsung oleh orang banyak.

Dengan keadaan seperti ini, banyak saudara-saudara kita yang masih dalam keadaan kekurangan. Sedangkan banyak orang bilang, kalau tanah kita tanah surga. Namun sampai sekarang pengelolaan untuk lahan-lahan yang belum produktif belum ada tanggapan dari pemerintah. Padahal jika alam kita yang kaya akan mineral ini bila dieksplor sendiri, mungkin dapat menambah lapangan pekerjaan baru. Namun pemerintah kita belum bisa memanfaatkan dan mengelolanya dengan baik.

Minggu, 06 Maret 2011

Kenaikan Pendapatan Nasional Bukan Tolak Ukur Kenaikan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia

Setiap negara tentunya memiliki tingkat pendapatan nasional yang berbeda-beda. Pendapatan nasional tersebut dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan perekonomian negara tersebut. Adapun pendapatan nasional tersebut dapat dihitung dengan 3 cara yaitu pendekatan pengeluaran, produksi, dan pendapatan.

Perhitungan pendapatan nasional dari segi pendekatan pengeluaran dapat diperoleh dari hasil pengeluaran konsumsi (C) ditambah investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G) yang kemudian ditambahkan hasil pengurangan dari jumlah ekspor (X) dan impor (M). Pendapatan ini lebih dikenal dengan istilah GNP atau Gross National Product (dalam bahasa Indonesia dikenal dengan PNB/Produk Nasional Bruto).


Utamakan Kualitas, Bukan Kuantitas

Indonesia merupakan negara yang memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi. BPS mengumumkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 lebih banyak dari 237 juta orang namun tidak akan melebihi 238 juta orang. Dengan jumlah penduduk yang sangat banyak tersebut, sebenarnya Indonesia memiliki potensi untuk lebih memajukan negara apalagi ditunjang dengan sumber daya alam yang melimpah.


Namun sayangnya, Indonesia hanya “menang” dari segi kuantitas, bukan kualitas sumber daya manusianya. Hal ini dapat dilihat pada rendahnya tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh warga negara Indonesia. Padahal, kualitas sumber daya manusia suatu negara merupakan tolak ukur penting dalam memajukan semua aspek kehidupan negara mulai dari segi politik, hukum, pendidikan, teknologi, serta ekonomi.